Sadarlah bahwa anda Perempuan !
>> Selasa, 08 Februari 2011
Berikut ini adalah cerita Nabi Musa a.s. dan dua putri Nabi Syu'aib a.s yang dikisahkan Allah Swt. dalam Al-Qur'an.
Dan, tatkala sampai disumber air negeri Madyan, ia menjumpai disana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai dibelakang orang banyak itu, dua orang perempuan yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata, "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?"
Kedua perempuan itu menjawab, "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya."
Maka, musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya kemudian dia kembali kembali ketempat yang teduh lalu berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku,"
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, ia berkata, "Sesungguhnya, bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami."
Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata, "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu" (Q.S. Al Qashash, 28:23-25).
Sayyid Quthub rahimahullah menjelaskan bahwa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu. Itulah gaya berjalan seorang gadis muda yang suci, terhormat, menjaga diri, dan bersih tatkala bertemu dengan laki-laki.
Salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu tanpa bertingkah macam-macam, tidak bersolek, tidak berlenggok-lenggok, dan tidak menggoda. Ia menghampiri Musa untuk menyampaikan undangan dengan kata singkat, pendek, dan lugas. "Sesungguhnya, bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami." Ia sampaikan itu dengan rasa malu, jelas, detail, dan gamblang, tanpa merasa gagap, tidak bingung, dan juga tidak ruwet. Itulah tanda kecerdasan alami yang bersih, sehat dan lurus.
Seorang gadis baik-baik dengan tuntutan fitrahnya tentu akan merasa malu jika bertemu dan berbicara ddengan laki-laki. Akan tetapi, dengan kepercayaan diri yang penuh akan kesucian dan kelurusannya, putri Nabi Syu'aib mampu mengtaur emosinya dan tidak berbicara dan bersikap kecentilan yang bisa memancing gairah dan membakar nafsu. Ia berbicara dengan jelas, sesuai kebutuhan, dan tidak lebih.
Keteladanan lainnya diceritakan Allah Swt. dalam firman-Nya, Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita) karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya" (Q.S Al Qashash, 28: 26).
Sayyid Quthub menjelaskan, "Di sini, ia dan saudarinya menyatakan keberatan dan tersiksa untuk menggembala kambing, berdesak-desakkan dengan kaum pria untuk mengambil air, dan melakukan kontak dengan mereka lainnya orang yang yang melakukan pekerjaan laki-laki".
credit: Akram Ridha via Kecantikan Surgawi
0 komentar:
Posting Komentar